Minggu, 18 Agustus 2013

BIDADARI TANPA SAYAP

BIDADARI TANPA SAYAP
Puisi Siti Halimah

Kelembutan hatinya membuatku terpana. . .
Melihat kehindahan Rembulan,
Sama seperti melihat keindahan wajahnya.

Sungguh kuat dia menghadapi ini semua. . .
Menghadapi keaadaannya yg begitu nyata.
Merasakan penderitaannya sendirian.
Dan mengukur penderitaan diatas mimpi . . .

Walau dia hanya Bidadari tanpa sayap,
Tapi kelembutan hatinyalah yang membuatku merasa seperti.....
Berada di atas awan.
Continue Reading...

Sabtu, 17 Agustus 2013

Kisah Semut Dan Kepompong

Dongeng Anak Indonesia - Kisah Semut Dan Kepompong


Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.

Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.

Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.

Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.

"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.

Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain. Oke sampai disini dulu dongeng anak indonesia, sampai berjumpa di dongeng anak indonesia berikutnya. Salam :)
Continue Reading...

pantun

Jinak-jinak burung merpati,
lebih jinak burung lelaki.
Burung merpati dipegang lari,
burung lelaki dipegang berdiri.


Tanam pete dipinggir kali,
petenya lari ga tau diri.
Jangan misscall aja kalau berani,
telpon gue kalau punya nyali.

Pat pat ketupat,
sepiring buat bertiga.
Sepandai-pandai tupai melompat,
kagak bakal lulus S3.

Jalan-jalan ke kota paris.
banyak rumah berbaris-baris.
biar mati diujung keris.
asal dapat dinda yang manis….

Beli kentang dibuat rujak..
biar mantap ditambah sambal..
tidur terlentang tiada nyenyak..
tidur tengkurap ada yang mengganjal..

Rintik rintik turun hujan..
masuk kamar sama teman..
gadis cantik jadi pujaan..
mau dilamar kok hamil duluan...

Ke jakarta naiklah pesawat..
Pesawat terbang, landingnya susah..
Kalau cinta sudah melekat..
Siang terbayang, malam mimpi basah..
Continue Reading...

Unrequited Love

“Vi, ada gossip baru!”
“Oh ya? Apaan?”
“Renald ma Titi deket banget akhir-akhir ini. Mungkin mereka…”
“Jadian??”
“Mungkin.”
“Baguslah.”
Ada sedikit nyeri di hati ketika aku mendengar kabar burung itu. Ketika aku membahas hal itu. Titi, sahabat senasib seperjuanganku di bangku kuliah. Kami selalu se-iya sekata dalam hal apapun. Begitu juga Nindy yang juga seperjuangan denganku dan Titi. Kami memang datang dengan latar belakang yang berbeda, sangaaat berbeda. Tapi, aku merasa ada sesuatu hal yang aku sendiri tidak tahu apa hal itu hingga mampu menyatukan kami bertiga dalam perasaan dan pikiran yang sejalan.
Akhir semester ini kelas kami mengadakan kunjungan di instansi untuk melihat implementasi ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah. Kami, sekelas sekitar 30 orang mengunjungi sebuah instansi kesehatan yang cukup bagus dan belajar langsung dari sana. Menakjubkan! Dunia kerja ternyata sangat jauh berbeda dari yang selama ini aku bayangkan. Lebih menantang. Lebih berat. Begitulah kenyatannya. Perjalanan itu tak akan terlupakan! The best moment!
“Nindy, Titi beneran lagi deket ama Renald kah?” ucapku pelan.
“Nggak sih! Mereka nggak jadian tapi lucu aja ngelihat mereka deket. Apalagi jadian, ya nggak?”
“Hmm..”
“Kenapa? Kamu nggak setuju kalau mereka jadian?”
“Mm… Nggak! Aku setuju aja kalau mereka jadian,” jawabku ragu.
“Eh, liat tuh ada Titi! Dia lagi jalan ama Renald. Samperin yuk?”
“Aku tunggu di sini aja deh Nin,” kataku sambil bersandar pada sebuah bangku.
Entah kenapa aku merasa tak sanggup untuk menyaksikan Titi terlalu dekat dengan Renald. Ada sesuatu yang membuatku tidak menyukai kedekatan mereka. Nindy pun mengurungkan niatnya dan menemaniku bersandar di bangku itu. Waktu terasa berhenti sejenak. Ketika aku tersadar, ada dua sosok makhluk yang sangat familiar berdiri di depanku. Percikan-percikan api terjatuh di lubuk hati dan aku merasakan nyeri mendalam.
“Vi, jalan ke sana yuk! Kita bisa foto-foto di sana. Tuh lihat! Pemandangannya bagus banget. Yuk!” ajak Renald yang masih berdiri di depanku.
“Mm… Aku…” ucapku tak terselesaikan.
“Udahlah, ikut aja!” kata Renald sambil menarikku ke arah yang dia tunjuk.
Aku tak sanggup menolaknya. Aku hanya bisa mengikuti langkahnya. Nindy dan Titi pun mengikuti kami di belakang. Aku masih bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apa yang tengah terjadi padaku? Apa arti perasaan ini? Aku tidak mungkin suka sama Renald. HE IS NOT MY TYPE! (Perhatikan tulisannya! Huruf kapital, tebal, dan bergaris bawah. Jadi, sangat jelas.) Yupz! Renald bukan tipeku. Aku suka cowok yang berpenampilan rapi, pinter, cakep, dan nggak malu-maluin pokoknya.
Sedangkan Renald tuh orang yang nggak punya malu, gila, sense of humor-nya melebihi ambang batas. Apalagi ya? Cakep? Nggak banget! Pinter? Jauh! Jauh! Intinya adalah ciri-ciri Renald nggak ada yang masuk kriteriaku. Inilah yang membuatku bingung. Kalau dia memang bukan tipeku, kenapa aku nggak suka kalau dia deket ama Titi? Mungkinkah tipeku berubah? No! No! Berubah menjadi selevel Renald? Tidak mungkin!!!
“Vi, aku suka sama cewek sekelas kita,” kata Renald suatu pagi.
“Oh ya? Baguslah. Kamu normal suka sama cewek,” jawabku ngasal.
“Aku serius, Vi! Tapi kayaknya aku gak mungkin dapetin dia. Lagi pula aku cuma nge-fans dan aku gak berharap untuk ngedapetin dia.”
“Oh ya?” jawabku masih dengan setengah hati nanggepin Renald.
“Kamu kenapa sih hari ini? Lagi ada masalah?” Tanya Renald setelah menyadari ketidaktertarikanku tentang curhat ataupun ceritanya.
“Gak ada masalah. Biasa aja,” kataku sambil pergi meninggalkan Renald begitu saja.
Sebenarnya aku tertarik dengan cerita Renald. Aku ingin tahu siapa cewek yang disukai Renald yang tentu saja aku berharap bukan aku. Namun, perasaanku yang belum aku mengerti menutupi ketertarikanku tentang hal itu. Aku memilih pergi dan menghindari Renald dan aku berharap aku tidak sedang jatuh hati pada Renald yang 100% bukan tipeku. Aku yakin, seyakin-yakinnya, he is not my type!
“Vi, barusan Renald bilang dia suka sama cewek sekelas kita.”
“Iya. Aku udah tahu. Renald juga bilang ke aku,” kata Nindy.
“Kamu tahu siapa cewek itu?”
“Titi. Dia suka sama Titi. Kayaknya bakal seru kalau mereka jadian, ya gak?” tanya Titi dengan wajah secerah mentari bersinar mendengar kabar itu.
“Iya. Seru juga,” jawabku singkat.
Masih ada sedikit rasa tak enak di hati. Eentah senang. Entah sedih. Aku tak tahu harus menyebutnya apa. Yang pasti aku takut jika aku jatuh cinta pada Renald. Aku takut untuk mendapatkan unrequited love lagi. Aku takut cinta tak berbalas menyapaku kembali. Aku takut ketika orang yang aku cinta ternyata memilih orang lain, sahabatku sendiri. Tiba-tiba handphone-ku berdering.
“Hallo!”
“Hallo! Vi, sore ini ada waktu gak?” tanya suara dari seberang.
“Ada. Kenapa, Tomy?”
“Keluar yuk? Mau gak?”
“Ke mana?”
“Ke mana aja. Mumpung aku masih di rumah nih!”
“Okay.”
“Kalau gitu, aku samperin satu jam lagi.”
“Okay. See ya!”
Sore itu aku pun pergi dengan Tomy dan melupakan Renald, segala sesuatu tentang Renald. Aku bersama Tomy, cinta pertamaku, unrequited love-ku. Orang yang pernah sangat aku cinta bertahun-tahun. Orang yang membuatku memendam perasaanku bertahun-tahun karena aku tak sanggup menyatakannya pada Tomy.
“Tomy…”
“Kenapa Vi?”
“Aku seneng masih bisa ketemu kamu.”
“Aku juga seneng,” kata Tomy.
Malam pun datang menggantikan sore yang menemani kebersamaanku dengan Tomy. Kebersaman yang menyadarkanku bahwa he (Renald) is not my type. Kebersamaan yang menyadarkanku untuk tak pernah memilih yang lain. Kebersamaan yang membuatku tak pernah berhenti mencintainya. Kebersamaan yang menumbuhkan harapanku pada seseorang meski harus menunggu, menunggu dan menunggu entah sampai kapan. Menunggu hingga datang suatu masa untukku mendapatkan cintanya. Penantianku pun akan selalu indah karena ketulusan mengiringinya, karena cinta tak harus memiliki.
* Ku persembahkan untuk orang-orang yang mungkin tak pernah menyadari bahwa seseorang yang di dekatnya telah mencintainya sejak lama,
bahwa seseorang yang dekat itu tak mampu menyatakan cintanya,
menyatakan perasaan yang dalam karena kau tak pernah menyadarinya.
Dan untuk orang-orang yang masih memendam perasaan,
Tetaplah menikmati penantian itu
Sampai kau sanggup mengungkapkannya,
Dan jangan pernah menyesal
ketika kau memiliki cinta yang tak berbalas
karena semua itu hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya
Continue Reading...

Puisi Dalam dunia yang kelam


Puisi Dalam dunia yang kelam

Masih dalam kesendiriaan..
Ku tapaki jejak kehidupan yang kian kusam
Penuh insan bertopang pada kemunafikan
Tanpa berfikir panjang,.
Mereka banggakan setiap apa yang tlah terlewatkan
setiap apa yang tlah terwujudkan
Tanpa bersyukur pada Ia yang Maha pemberi kenikmatan
Aku yang masih dalam kesendirian,.
Tak lagi tahu kemana harus berjalan
Kemana kaki akan ku langkahkan
Sedang ku berada dalam dunia yang kelam
Bersama mereka…
Para pecinta kemunafikan
Karya : Ummi Masruroh
Continue Reading...
Diberdayakan oleh Blogger.
 

Bacaeun Sarerea Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon